Badai Pasti Berlalu


Menunggu.
Memang mudah di ucapkan, mudah di tulis tapi sangat sulit untuk dijalani. Satu kata yang dapat mematahkan semangat, impian dan perjuangan. Apalagi jika akhir dari penantian itu berujung ketidakpastian. Entah berapa tetes air mata terkuras, menahan lelahnya sebuah penantian. Tidak ada yang salah, hanya hati manusia saja yang terlalu berharap dan tidak bisa bersabar dengan apa yang telah dikehendaki oleh sang pencipta.

Do’a, hanya itu yang dapat dilakukan, dan memberikan yang terbaik selagi diberi kesempatan. Jangan pernah mengeluh dan ikhlas, yakin bahwa ada sesuatu dibalik ini semua. Begitulah yang harus dijalani namun sangat berat. Aku pun masih belum sanggup untuk menjalani itu semua, kita semua hanya saling menguatkan, dengan semua kalimat itu. Tetapi sama saja, kesedihan akan melanda kembali, layaknya hujan yang hampir reda kemudian di susul lagi dengan hujan lebat. Jadi, kapan reda?

Hingga pada akhirnya, tepat hari ini, entah mengapa, ada sesuatu yang menusuk dalam bak tajamnya pedang. Menampar diriku sangat kuat. Seperti biasa, aku mengajar. Karena sudah kewajibanku sebagai seorang guru. Tetapi pada hari ini, ada sesuatu berbeda yang merubahku bahkan membuka mata dan hatiku yang akhir-akhir ini mengalami kesedihan yang mendalam.

Mahfudzot. pelajaran yang ku ajarkan hari ini benar-benar membuatku sadar. Untuk apa bersedih karena suatu masalah? Semua yang ada di langit dan dibumi sudah direncanakan oleh sang pencipta. Kita pun tidak dapat menghentikan waktu, yang selalu berjalan. Karena semua sudah dikehendaki olehNya. Maka yang harus kita lakukan adalah ikhlas dengan semua takdirNya dan sabar untuk menerima semuanya. Dan yang paling menamparku adalah saat Imam Syafi’i berkata :” Jangan bersedih untuk masalah hari ini, karena semua masalah yang ada di dunia tidaklah datang selamanya”

لا تجزع لحادثة الليالي فما لحوادث الدنيا بقاء

setelah datang masalah yang besar pasti ada kemudahan. Dan semua masalah itu tidak akan selalu datang, tetapi ada waktunya. Adakala kesulitan datang dan kemudahan pun pasti akan datang setelahnya.
Maka dari itu janganlah bersedih saat ada masalah, dan jangan terlalu bahagia jika mendapat suatu kesenangan karena itu semua tidak akan ada untuk selamanya, tetapi datang silih berganti. Kuncinya hanya ikhlas atau ridho terhadap kehendakNya
ولا حزن يدوم ولا سرور ولا عسر عليك ولا رخاء

Saat proses belajar mengajar berlangsung, aku benar-benar memberi nasihat kepada murid seperti apa yang dikatakan Imam Syafi’i. Saat itu pula aku menasihati diri sendiri yang memang sedang mengalami kesedihan. Rasanya ingin menangis, saat aku benar-benar memahami makna dari mahfudzot tersebut. Betapa bodohnya aku, selalu bersedih, banyak mengeluh, dan jauh dari kata ikhlas untuk menerima takdirNya. Aku benar-benar bersyukur mendapatkan pelajaran yang sungguh sangat berarti hari ini. Aku pun memberikan motivasi kepada mereka, murid-muridku yang mungkin sedang mendapatkan masalah, agar tetap menghadapinya dengan ikhlas dan berusaha. Dengan keadaanku juga yang memiliki banyak masalah.

Dari sini aku benar-benar mendapatkan pelajaran yang banyak. Yang pertama, mengajar adalah belajar. Aku mengajari murid-muridku sama dengan aku mengajari diriku sendiri.  Dan juga nasihat. Aku menasihati murid-muridku sama dengan aku menasihati diriku sendiri. Dan yang paling berharga adalah saat diberikan suatu cobaan, janganlah bersedih, karena semua masalah tidak akan menetap selamanya, badai pasti berlalu. Allah sudah menentukan kapan masalah datang dan kebahagiaan datang. Yang paling penting adalah keikhlasan dan keridhoan kita terhadap kehendakNya. Dan ketika kita sedang dalam masalah, alangkah baiknya jika kita tidak memperlihatkan kepada orang di sekitar kita, agak kita tidak membuat mereka merasakan apa yang kita rasakan, dan agar muamalah itu tetap ada tanpa terhenti hanya dengan masalah yang kita alami. Kita harus menjadi rajulun ala’ ahwaali jaldan yang mana kekuatan kita justru akan mendatangkan kemudahan dan kelapangan orang-orang di sekitar kita.

وَكُنْ رجلا على الأهوال جلدا وشيمتك السماحة والسخاء

Sama-sama belajar, semoga bermanfaat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

UNIDA Gontor (The Fountain of Wisdom)

Masih Disini

Si Cepot Yang Terlupakan