Masih Disini

2 Tahun…

Bukan waktu yang sebentar, bukan? Ya! Selama itulah kapal kami berlayar. Mana pulau itu? Selama ini kami belum mendarat di tepian. Sampai kapan? Awak kapal pun perlahan kehilangan semangatnya yang dulu. Jangan sampai kehilangan niat mulianya juga. Cukup satu awak kapal mundur dan kembali. Tetapi jangan yang lain nya…

Siapa yang kuat menunggu tanpa kepastian? Dengan waktu yang bukan sebentar? Ya, pastinya bukan orang biasa. Entah sampai kapan kapal ini akan berlayar.. semoga 79 awak kapal ini masih sabar menanti daratan.

Apa yang membuatmu bertahan?

Santri-santri ku…

Aku memiliki santri, banyak yang menungguku bukan hanya orang tua. Aku yang faqir akan ilmu ini hanya ingin menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain.. biarkanlah penantian ini menjadi adzab untukku akan dosa-dosaku yang mungkin telah menjadi bukit. Tetapi aku akan selalu setia memetik buah itu, buah yang berada di daratan yang sedang aku tuju saat ini.

Maafkan aku...

Untuk semua orang yang mengharapkan akan buah yang kupetik. Aku belum memulainya. Keadaan saat ini memang menghambat semua harapan itu. Aku selalu berpikir betapa tidak berartinya hidupku di usia yang sudah berkepala dua, aku belum menjadi apa-apa. Sakit rasanya saat melihat teman-teman sebayaku sudah menjadi ‘orang’ sudah menyandang gelar, sudah membuat orang tua mereka bahagia. Jika dibandingkan denganku saat ini yang belum berarti apapun untuk orang lain.

Bangkit...

Mungkin ini saatnya aku bangun dari kesedihan yang berkepanjangan ini, dan selalu ingat bahwa Allah punya rencana yang jauh lebih indah. Cara Allah memberikan kesuksesan kepada hamba-hambanya pasti berbeda-beda. Dengan waktu yang berbeda pula pastinya. Intropeksi diri dan intropeksi hati. Harusnya aku sadar, aku belum mempunyai bekal apapun untuk mendarat di tepian. Kenapa aku yang belum pantas ini begitu tidak sabar untuk mendarat. Padahal waktu yang cukup lama di kapal itu benar-benar terbuang sia-sia.

Optimis...

Tetap kencangkan doa, jangan lelah istiqomah, bangun disaat orang lain terlelap. Allah adalah satu-satunya penolongmu saat ini. Kapalmu akan segera mendarat dipulau impian itu. Jangan pernah risau. Apa yang kamu takutkan selama skenario Allah itu lebih indah rencanamu? Masa depan akan selalu cerah untuk mereka yang melibatkan Allah di dalamnya. 

Komentar

  1. the best๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘
    Terimakasih atas karyamu yang telah menyadarkanku kembali setlh kesadaran itu mungkin hampir pupus dri diri ini.
    *keephamasah*✊

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

UNIDA Gontor (The Fountain of Wisdom)

Si Cepot Yang Terlupakan