Bagaimana Menghadapi COVID-19? Berikut Obat Penawarnya

Covid-19 memang sedang mem-booming saat ini, selain penyebarannya yang cepat, virus ini juga sangat berbahaya dan mematikan. Sehingga kebanyakan negara, mengadakan lockdown, dan kebanyakan sekolah pun diliburkan. Dalam situasi saat tidak sedikit pula orang yang memanfaatkannya untuk mencari keuntungan, contohnya dengan menyebarkan berita-berita  hoaks di media sosial sehingga menjadi viral dan mendapatkan penghasilan dari sosial media, melebih-lebihkan berita bahkan membuat berita palsu yang membuat warga semakin risau dengan keadaan sekarang. Seluruh penduduk di dunia panik dengan virus ini, seakan-akan tidak ada penawar yang bisa menyembuhkannya. Padahal Allah berfirman dalam Al-Quran surat Al- Isra ayat 82.

وَنُنَزِّلُ مِنَ القُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلَا يَزِيْدُ الظَالِمِيْنَ إِلَاّ خَسَارًا
Yang artinya : “Dan kami turunkan Al- Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang dzalim ( Al-Quran) itu hanya akan menambah kerugian.”

Sudah jelas bukan? Allah punya penawar segala penyakit yaitu ada pada Al-Quran. Jadi, bagi orang-orang yang beriman, jangan lah khawatir. Jangan lupa berdo’a tetapi harus dengan ikhtiyar juga, bagaimana? Yaitu dengan menjaga diri kita, kebersihan kita, dan Kesehatan.
Jangan lah sekali kali kamu mengeluh, apalagi menyalahkan Tuhan atas keadaan saat ini. Segala sesuatu sudah direncanakan. Pastinya rencana Tuhan lebih baik dan indah daripada rencana kita.

Usiikum wa iyaaya nafsii

 Jika orang-orang mengeluh dan putus asa terhadap cobaan saat ini, mengapa mereka tidak pernah melihat bagaimana Nabi Ayub A.s menghadapi cobaan yang begitu berat dari Allah?
Semua harta kekayaan diambil habis oleh Allah. Ia dikaruniai 12 anak satu persatu Allah ambil, anak yang paling dicintainya. Dari mulai anak pertama yaitu anak lelaki yang akan menjadi penerusnya hingga anak terakhir, satu persatu meninggal dunia. Dan yang paling parah, Nabi Ayub A.s juga mendapatkan penyakit yang sangat menjijikan, dan tidak ditemukan obat yang bisa menyembuhkannya. Penyakit kulit yang sangat parah, sehingga Nabi Ayyub pun merasa kesulitan Ketika beribadah karena penyakit itu. Lalu apa yang Nabi Ayyub lakukan setelah Allah memberi cobaan yang luar biasa berat nya dari mulai hartanya yang lenyap juga penyakit nya tidak ada obatnya?
Nabi Ayub hanya bersabar, dan tetap bertaqwa kepada Allah sehingga pada suatu Ketika Ia sudah tidak sanggup menghadapi semua cobaan itu, karena Ia merasa kesulitan dalam beribadah Nabi Ayyub pun berdo’a kepada Allah swt. Untuk disembuhkan penyakitnya, karena beliau ingin beribadah sepenuhnya seperti dulu. Tertulis dalam Al- Quran surat Al-Anbiya’ ayat 83-84.

وأيّوب إذ نادى ربّه أنّي مسّني الضرّ وأنت أرحم الراحمين (83)  فاستجبنا له فكشفنا ما به من ضرّ وأتيناه أهله و مثلهم معهم رحمة من عندنا وذكرى للعابدين (84)

Yang artinya : “Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdo’a kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.” (83) Maka kami kabulkan (doa)nya, lalu kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan kami kembalikan keluarganya padanya, dan (kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah kami.”

Tidak ada yang tidak mungkin dihadapan Allah. Covid-19 ini memiliki kesamaan dengan penyakin yang dialami Nabi Ayyub dulu, bahkan penyakit Nabi Ayyub lebih parah karena tidak ditemukan obat penawar. Tetapi bagaimana Nabi Ayyub menghadapinya? Yaitu dengan berdo’a, ingin di sembuhkan penyakitnya karena ingin menyempurnakan ibadahnya. Maka Allah mengabulkan do’anya, mengangkat penyakitnya, dan mengembalikan semua harta kekayaan, dan keluarga yang dia sayangi. Bahkan keturunanya Allah berikan kembali dua kali lipat.

Subhanallah, sangat menginspirasi bukan? Banyak sekali pelajaran yang dapat kita ambil dari Nabi-nabi terdahulu. Apa salahnya kita menyamakan dengan zaman modern seperti sekarang? Jika banyak hikmah, dan bisa memperbaiki diri kita agar lebih dekat dengan Rabb, kenapa tidak?

Usiikum wa iyaaya nafsii

Kita hidup di dunia ini hanyalah sementara, sama-sama mengumpulkan amalan-amalan untuk akhirat. Dunia hanyalah tempat untuk “singgah” dan rumah kita yang sesungguhnya adalah akhirat. Selagi kita masih bisa bernafas, janganlah berhenti untuk memperjuangkan agama Allah, Li i’laai kalimatillah. Yang terpenting kita sudah berusaha, sisanya biar Allah yang menentukan.
Wallahu a’lam.




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

UNIDA Gontor (The Fountain of Wisdom)

Masih Disini

Si Cepot Yang Terlupakan