TANTANGAN DAKWAH DI SUKABUMI

Sukabumi adalah salah satu kota besar yang ada di Jawa Barat. Sukabumi memiliki daerah yang sangat luas. Dari mulai kota madya hingga beberapa Kabupaten. Dan kali ini saya akan membahas keadaan masyarakat di daerah kabupaten Sukabumi dalam masalah agama. Pastinya, kita semua sudah tahu Sukabumi termasuk salah satu daerah yang masih berbau mistis. Contohnya, kalian semua tentu pernah mendengar nama “ Nyi Roro Kidul” dan itu terdapat di salah satu daerah di Sukabumi, yaitu Pelabuhan Ratu. Lalu bagaimanakah respon masyarakat dalam masalah tersebut? Apakah mereka masih berpegang teguh dengan ajaran Islam? Atau malah menganut aliran hitam dengan menyembah mahluk selain Allah?

Setelah saya amati, memang, Sukabumi itu masih kental dengan hal ghaib. Apalagi di kabupaten. Mungkin di daerah perkotaan sudah sangat jarang di temukan, tetapi jika sudah memasuki kabupaten, sangat tidak sulit untuk menemukan hal seperti itu. Apalagi di daerah pelosok, dukun pun masih dapat ditemukan. Dan masyarakat yang menyembah mahluk ghaib pun hanya untuk mendapatkan kekayaan, tidak hanya ditemukan satu, atau dua orang saja, tetapi lebih.            

Lalu bagaimanakah tindakan kita sebagai orang yang mengerti agama untuk menghadapi itu semua? Salah satunya yaitu dengan berdakwah. Tentu saja, akan banyak tantangan dalam berdakwah di daerah seperti itu. Tantangan apa sajakah yang perlu di hadapi?

Pertama. Mereka masih bergantung dan terikat pada mahluk ghaib. Maka akan cukup sulit untuk menyadarkan mereka.
Kedua. Kurang nya kesadaran dalam beragama. Mungkin saja mereka beragama, tetapi hanya dalam “status”, tanpa mengerjakan kewajiban-kewajibannya sebagai orang yang beragama.
Ketiga. Kurangnya ketertarikan dan minat untuk mengikuti aktivitas-aktivitas agamis, seperti hadir di acara tausiyah, pergi ke masjid, dan lain sebagainya.
Keempat. Karena kebanyakan orang pelosok itu sulit dalam ekonomi, maka mereka melakukan segala hal untuk mendapatkan uang, meskipun dengan cara yang tidak halal dan juga tidak tau waktu dalam bekerja, sehingga meninggalkan ibadah.
Kelima. Kurangnya pendidikan keagamaan karena jarang ada sekolah yang berpendidikan islami seperti pesantren. Apalagi di daerah pelosok, tidak ada pesantren, sekali ada, jarak nya jauh, di kota, dan biaya administrasinya pun tidak sesuai dengan keuangan masyarakat pelosok.

Jadi, di daerah pelosok, yang mereka fikirkan hanyalah uang, dan harta, tanpa menghiraukan pendidikan. Yang penting punya uang, sekolahpun dihiraukan dan tidak dibutuhkan. Dan saat memasuki daerah perkotaan, sudah banyak sekolah yang berpendidikan agama, dan pesantren pun banyak ditemukan. Tetapi, masyarakat sama sekali tidak menginginkan pesantren dan sekolah agama. Mereka lebih memilih sekolah-sekolah umum negri yang pendidikan agamanya sangat kurang.            

Entah apa yang ada di benak mereka, hingga enggan memasukkan anaknya ke tempat yang tepat. Mereka hanya memikirkan dunia saja, tanpa memikirkan akhirat. Yang mereka fikirkan adalah jika masuk sekolah umum negri, maka akan mudah jadi PNS, dan masuk Universitas negri pun akan mudah. Dan mereka berfikir, jika anaknya masuk pesantren maka akan sulit mendapatkan pekerjaan. Apalagi PNS, dan akan sulit masuk Universitas Negri. Ketahuilah, itu semua salah besar, justru anak yang masuk pesantren memiliki karakter yang baik dan berbeda dengan anak yang sekolah di sekolah umum. Bisa kita lihat buktinya. Orang-orang sukses yang dari pesantren pun banyak, bukan? PNS pun banyak, dan yang masuk di universitas favorit pun banyak di temukan. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa teori itu salah.            

Dari pengalaman yang saya dapat, saya pernah mengisi tausiyah, disalah satu majlis, dan saya menyampaikan tentang penting nya anak masuk pesantren. Dan ternyata kebanyakan dari mereka, baik ibu yang sudah mempunya anak, bahkan nenek yang sudah mempunyai cucu banyak yang tidak tertarik untuk memasukkan anak nya ke pesantren. Mereka masih percaya dengan teori yang sudah di bahas kita di atas. Padahal, jika seandainya semua pemimpin di negara kita ini berasal dari pesantren maka InsyaAllah tidak akan ada kedzoliman dalam memimpin, dan tidak akan ditemukan korupsi. Tetapi mereka masih belum mengerti.  Dan ini salah satu tantangan bagi saya dalam berdakwah. Dan tantangan juga karena harus terus bersabar dan tidak bosan dalam berdakwah. Seperti ibarat air yang menetes ke batu , meskipun satu tetes tetapi jika terus menetes dan tidak berhenti, lama-kelamaan batu itu akan pecah. Seperti layaknya kita yang berdakwah di masyarakan awwam. Jika kita bersabar tak lama lagi mereka akan mengerti dan bertaubat. Amin ya Robbal alamin.

Berikut beberapa tempat wisata di daerah Sukabumi yang di percayai mempunyai misteri di balik keindahan nya.

 Geopark, Ciletuh, Sukabumi

Curug Cikaso, Sukabumi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

UNIDA Gontor (The Fountain of Wisdom)

Si Cepot Yang Terlupakan

Masih Disini